Carnyam sunda

00:13:02

CARNYAM HORROR BASA SUNDA || TÉH NINGRUM || BAGIAN KA-1

70

2

0

00:13:02

17.01.2022

#cerpen #ceritabersambung #basaSunda vidio ini merupakan cerita misteri bersambung bahasa Sunda, menceritakan tentang seorang perempuan yang karena keinginannya terlihat cantik lalu dia bersekutu dengan iblis dan menjadi budak iblis.

Agus Copdas

00:11:28

CARNYAM HORROR BASA SUNDA || JURIG TANGKAL ASEM bagian ka-2

48

5

2

00:11:28

22.12.2021

#Ceritahorror #DongengSunda #ceritaseram #hantu HANTU POHON ASEM Bagian ke dua Karya : Setyaningsih 🤍 diterjemahkan oleh : Agus Copdas "Sep, coba bukain pintu! Itu Ma Icih sudah kemari ternyata." "Baik, Bu!" jawab anakku sambil bergegas. Pintu dibuka, entah kenapa Ma Icih seperti sedang terburu-buru, langsung masuk ke kamar, sementara Asep pergi ke kamar mandi. "Oh..., Ma Icih. Baru aja mau dijemput sama Si Asep ke rumah." ucapku sambil mencoba duduk, bersender ke tembok. "Iya, tadi Bu Mantri cerita. Mangkanya Ema buru-buru kemari." jawab Ma Icih sambil memungut pakaian kotor lalu dia masukan ke ember kosong. Aku biarin saja dia seperti itu. Selesai memasukan pakaian kotor ke ember, Ma Icih ke luar dari kamar. Tidak lama setelah itu, terdengar suara anakku menjerit, kencang sekali memanggil namaku. "Ibu...!" Aku sampai kaget mendengarnya, lalu aku mencoba berdiri, maksudku mau mendatangi mereka. Tapi belum aku melangkah kakiku terkantuk selimut. Bug...! Aku jatuh dengan dada menghantam ubin. Sakit, sampai sesak. Sekuat tenaga aku mencoba mendatangi kamar anakku, walaupun dengan cara merayap karena masih sesak napas akibat terjatuh tadi. Sampai di sana, kaget setengah mati, sebab pakaian yang tadi di masukan ke ember sekarang tercecer di depan pintu kamar anakku. Dan anehnya lagi, Ma Icihnya malah engga ada. Sambil berpegangan ke kursi, aku mencoba bangun, berdiri. Tiba-tiba anakku yang Bungsu berlari lalu memeluk betisku. "Ada apa, De?" tanyaku. "Ada nenek-nenek, Bu! Ih, serem banget mukanya!" jawab anakku sambil ketakutan. Biasanya subuh begini memang dia masih pulas tidur, sementara dua kakaknya sudah pergi ke mesjid untuk sholat subuh berjamaah. Tapi karena katanya dia melihat nenek-nenek, jadinya dia terbangun. Lalu aku membawa Si Bungsu ke kamarku, sebab terlihat dia masih ngantuk sekali. "Udah, sekarang Dede tidur lagi, ya!" kataku sambil mengusap rambutnya. Anakku mengangguk mengiyakan, lalu membenamkan kepalanya ke perutku, badannya masih menggigil karena ketakutan. Sambil mengusap rambutnya lalu ku bisikan ayat-ayat suci Al-Qur'an di telinganya, sampai akhirnya dia pulas kembali. Tidak lama kemudian, kedua kakaknya pulang dari masjid. Asep aneh melihat adiknya pindah ke kamar ibunya. "Mana Si Kaka?" tanyaku ke Asep. Menanyakan anak perempuanku. "Itu, lagi beresin pakaian. Kenapa tercecer di depan pintu, Bu?" Tanya Asep. "Itu dia, Ibu juga enggak tahu. Kan tadi itu ada Ma Icih ke sini, mau nyuciin baju tapi tiba-tiba dia menghilang entah ke mana!" jawabku, dalam hati tetap penasaran, ke mana Ma Icih pergi. Siangnya, anak yang dua sudah pergi sekolah. Cuma Si Bungsu saja yang di rumah, dia memang belum sekolah. Selain itu juga aku sudah menitipkan surat minta cuti sakit selama tiga hari ke teman sepekerjaan. Lagi anteng nonton televisi, tiba-tiba ada yang mengucapkan salam di depan pintu. Ternyata itu Ma Icih. Lalu dia masuk ke dalam, Karana memang sudah terbiasa beliau suka membantu mencuci pakaian dan pekerjaan lainnya walaupun tidak setiap hari. "Barusan sebelum berangkat sekolah, Asep mampir ke rumah, nyuruh Ema ke sini." kata Ma Icih. Semakin heran aku dibuatnya, kan tadi waktu subuh dia sudah datang ke sini, tapi malah pergi lagi. "Iya, Mak. Bukannya tadi subuh juga emak datang ke sini?" tanyaku, penasaran. "Loh, siapa yang ke sini? Emak baru sekarang ke sininya!" Mak Icih menjawab, sama herannya. "Mmhh...., iya mungkin? Tadi pagi mah mungkin lagi mimpi kali yah?" jawabku, sengaja tak memperpanjang. Takutnya dia tambah bingung. Ku tatap Mak Icih dari ujung kaki sampai ujung rambutnya. Bener, ini Mak Icih yang asli. Mak Icih bekerja seperti biasanya. Mencuci pakaian, Cuci piring, membersihkan rumah, dan juga masak di dapur. Biasanya langsung aku beri upah setelah selesai kerja dan pulangnya nanti aku bawain nasi dan makanan, karena beliau tidak pernahau makan di rumah, katanya sih nanti di rumahnya barengan sama cucunya. "Ma, kalo yang menanam pohon asem itu siapa sih?" tanyaku, penasaran, saat dia sedang menyetrika pakaian. "Itu yang menanam dulunya pak Kuwu Anda, duku Emak juga masih sekolah SD kelas empat." jawab beliau. "Wah..., sudah lama juga ya, Mak?" jawabku, semakin penasaran. Mak Icih berhenti sebentar, lalu merapikan baju yang dia setrika barusan, kabelnyapun dia cabut dulu. "Siapa saja yang berani menebang pohon itu, pasti diganggu oleh Neng Imas!" ucapnya. "Neng Imas, siapa dia, Mak?" tanyaku semakin penasaran. "Anaknya Kuwu Anda, cantik sekali. Bintangnya di kampung ini pada waktu itu. Sebelum jadi perumahan, dulunya di sini semak belukar, bohongnya sih, batunya juga sebesar rumah. Banyak yang suka ke Néng Imas tapi dia sudah jatuh cinta pada seorang pria, Sarip namanya!" ucap Mak Icih lagi sambil dia bersiap untuk menceritakan sejarah pohon asem tersebut. Bersambung.

Agus Copdas

00:13:48

CARNYAM HORROR BASA SUNDA || JURIG TANGKAL ASEM bagian ka-1

130

8

14

00:13:48

21.12.2021

#horror #ceritaseram #ceritaSunda HANTU PENUNGGU POHON ASEM karya : Setyaningsih 🤍 Diterjemahkan oleh : Agus Copdas Bagian pertama. Dulu, waktu pertama pindahan ke perumahan ini, pohon asem di depan rumah Mas Sudarno memang sudah besar dan rindang. Entah siapa yang menanamnya. Mungkin juga dari pihak developer. Sekarang saya sudah memiliki tiga anak, pohon itu menjadi semakin besar. Banyak cerita dari orang-orang ada yang sering menjumpai hal-hal mistis di sekitar pohon itu. Namun, Alhamdulillah, saya tidak tidak pernah menemui itu, dan juga memang tidak ingin mengalaminya. "Bu, kemarin si Asep jatuh dari pohon asem itu, badannya langsung panas!" ucap anak laki-laki ku. "Aduh, ko bisa? Hati-hati, jangan suka manjat-manjat pohon itu lagi, ya!" "Kaka sih ga pernah, Bu. Si Dede tuh yang suka main di bawah pohon asem!" Katanya sambil melihat ke arah Si Bungsu yang sedang menonton televisi. "Kalo entar gitu lagi cepet aja bawa dia pulang ya, Ka! Ibu berangkat kerja dulu, ya!" ucapku sambil menciumi mereka satu-persatu. Karena ayahnya bekerja di luar kota, anak-anak jadi bertiga saja di rumah. Sudah lima bulan suami tidak pulang, sebab ada penyekatan dalam rangka PSBB. Lalu aku menhidupkan motor, setelah pamitan ke anak-anak, akupun berangkat. Hari ini kebagian kerja sift dua, pulang nanti malam, jam sebelas. Pas melewati pohon asem, motor sedikit ku perlambat. Benar-benar seperti ada hal mistis di sini dan bahkan ketika aku tengadah ke atas. Dalam bayanganku tercipta sesosok mahluk sedang ingkang kaki sambil tertawa cekikikan. "Ah..., biarlah, aku ga akan takut sama hal begituan." ucapku dalam hati. Selama bekerja, pikiranku tidak tenang. Entah mengapa pikiranku tak bisa lepas dari pohon asem tersebut. Apakah karena aku menantangnya tadi? Ah, biarlah, mungkin hanya pikiranku saja. Ketika sedang asik bekerja, tiba-tiba banyak sekali atasan ku yang orang Korea mengontrol ke dekat tempatku bekerja. Kami, para pekerja, memanggil mereka dengan sebutan Miss. Bermata sipit, badannya tinggi dan berkulit putih. "Hei..., tumben, banyak Miss yang kontrol?" Ucapku ke Tati, teman sepekerjaan. "Mana ada Miss ngontrol siang-siang begini? Kalo pagi iya!" jawab Tati. "Sebentar, terus tadi yang aku lihat, siapa?" Gumamku. Tidak aku katakan ke Tati. Jam sebelas malam, waktunya pulang. Orang-orang semuanya bubar, pingin cepat ke sampai ke rumah, istirahat. Masuk ke gerbang perumahan, mesin motor tiba-tiba mati, untungnya tinggal sedikit lagi jarak ke rumah, lalu aku mencoba menghidupkannya kembali, namun mesin motor tetap tidak mau hidup. Akhirnya aakupun mendorongnya. Dari kejauhan, pohon asem terlihat ramai, penasaran, ada apa gerangan. Lalu langkah ku sedikit aku percepat sambil mendorong motor. Namun alangkah terkejutnya setelah aku sampai ke bawah pohon tersebut. Sama sekali tidak ada siapapun, sepi. Bulu kuduk berdiri, aku sangat ingin segera bergegas ke rumah. Tiba-tiba, sudut mataku menangkap sesosok perempuan, kenapa seperti ada Miss Liem, majikanku yang selalu mengontrol mesin peganganku setiap pagi. Bersandar di akar pohon asem, matanya menatapku, deg..., Jantungku berdegup kencang manakala dia menyeringaiku, menampakkan giginya yang bertaring, sangat mengerikan. "Allohu..., Akbar...!" teriakku sambil melepaskan motor, lalu berlari menuju rumah, tak lagi ku toleh pohon asem itu. Entah bagaimana jalan ceritanya, ketika tersadar sudah banyak orang di sekitar ku.katanya tadi aku pingsan di teras rumah dan ditemukan oleh petugas ronda. Sampai akhirnya anakku yang paling besar memanggil Bu Mantri ke rumah. "Istirahat, jangan berangkat kerja dulu!" kata Bu Mantri. Aku hanya mengangguk. Kepalaku masih terasa berat. Dan telingaku sakit sekali. "Kok telinga saya berdarah, Bu Mantri?" tanyaku. "Iya, sepertinya sih kebentur ujung keramik. Sudah ga berdarah ko sekarang!" jawab beliau. Setelah memberikan resep, lalu Bu Mantri pamitan. Kemudian anak-anak masuk ke kamarku. Badan terasa sakit sekali, mengigil karna masih terbayang kejadian semalam melihat hantu penunggu pohon asem. Ataukah yang aku lihat waktu di pabrik lalu mengikutku. Seumur hidup baru kali inilah aku melihat mahluk seperti itu. Terdengar suara adzan subuh dari speaker masjid. Aku bangun dari tempat tidur dan berniat ke kamar mandi. "Mamah tidur aja, biarin kerjaan entar sama Asep semuanya dikerjain!" Kata anak pertamaku. "Udah, biarin! Kamu nanti pagi ke rumah Bi Icih saja, suruh datang ke sini, biar ngebantuain!" kataku, rasa bangga tidak bisa aku tutupi pada anakku ini, biarpun belum dewasa tetapi sudah mau membantu ibunya. Belum kering lidah ketika menyebut nama Ma Icih, tiba-tiba saja terdengar suaranya mengetuk pintu sambil memanggil. "Néng..., ada di rumah?" ucap Ma Icih. Kaget aku dibuatnya, masa iya dia tau kalau aku sedang membutuhkan tenaganya. bersambung.

Agus Copdas

00:31:27

Roman Sunda Ménak Baheula Bagian Ka.4 Karya Tjaraka@KISUNDA

1467

48

49

00:31:27

07.04.2022

#dongengmenakbaheula#dongengsunda#jawabarat #,carpon sunda, #carnyam sunda, #dongeng buhun,